Bussines
and Marketing plan
A.
Pengertian
Bussines plan
·
Business
Plan menurut Hisrich and Peters:
Jadi business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan
oleh wirausaha yang mengambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal,
maupun eksterhal mengenai perusahaan untuk memulai sewaktu usaha. Isinya Bering
merupakan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur dan
sumber daya manusia.
·
Business
Plan menurut Max Coulthard, Andrea Howell, and Geoff.Clarke:
Business plan is a detailed
study of the organization’s activities, which highlights where the organization
has been, where it is owe and where it might get to in the future, and
incorporates an action program to achieve these results.” (M.Coulthard, A.Howell,G.Clarke,
1999:3).
·
Business
Plan menurut Megginson:
Artinya Business plan adalah suatu rencana tertulis yang
memuat mini dan tujuan bisnis, cara kerja dan rincian keuangan/permodalan
susunan para pemilik dan manajemen dan bagaimana cara mencapai tujuan bisnisnya.
·
Business
Plan menurut Bygrave:
Artinya Business Plan merupakan suatu dokumen yang menyatakan
keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa dengan
menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi penyandang dana.
B.
Kerangka
Perencanaan Usaha
Rencana
usaha yang akan disusun memuat pokok-pokok pikiran perencanaan yang mencakup
antara lain :
a.
Nama
perusahaan
Nama yang diciptakan untuk
sebuah usaha harus dipikirkan baik-baik karena nama perusahaan ini akan
berdampak jangka panjang. Oleh sebab itu nama yang diberikan jangan hanya
berorientasi kepada faktor-faktor yang sedang hangat pada masa kini akan tetapi
lebih mementingkan prospek masa depannya. Misalnya ada orang yang memberi nama
perusahaannya “Ganefo” padahal Ganefo ini merupakan kegiatan sesaat yang
populer pada waktu itu.
Canon dan Wichert menyatakan
ciri-ciri merek yang baik adalah :
(1) Short – pendek
(2) Simple – sederhana
(3) Easy to spell – mudah
dieja
(4) Easy to remember – mudah
diingat
(5) Pleasing when read – enak
dibaca
(6) No. disagreeable sound –
tak ada nada sumbang
(7) Does not go out of date –
tak ketinggalan zaman
(8) Ada hubungan dengan
barang dagangan
(9) Bila diekspor gampang
dibaca oleh orang luar negeri
(10) Tidak menyinggung
perasaan kelompok/orang lain atau tidak negatif
(11) Membayangkan apa produk
itu atau memberi sugesti penggunaan produk tersebut.
Apapun merek yang dipilih,
biasanya jika perusahaan itu mengalami kemajuan maka namanya atau mereknya ikut
populer juga. Namun persyaratan memberi merek atau nama seperti di atas patut
dipertimbangkan.
b.
Lokasi
Lokasi perusahaan
Ada dua hal penting menyangkut
lokasi yang akan dipilih, yaitu :
1. Lokasi perkantoran,
disebut tempat kedudukan
2. Lokasi perusahaan, disebut
tempat kediaman
` Tempat kedudukan berarti tempat (kantor) badan usaha, biasanya
mengelola perusahaan yang berada di tempat lain. Tempat kediaman berarti tempat
perusahaan beroperasi. Antara tempat kedudukan dan tempat kediaman ada beberapa
perbedaan sebagai berikut :
·
Tempat yang baik untuk badan usaha belum tentu baik untuk
perusahaan.
·
Memilih tempat badan usaha lebih mudah dari pada memilih tempat
perusahaan.
·
Suatu badan usaha yang mempunyai beberapa perusahaan harus
memilih tempat yang berlainan untuk tiap-tiap perusahaan itu, sebab
faktor-faktor yang mempengaruhi tiap-tiap perusahaan itu tidak sama (ada
pertimbangan yang berbeda).
·
Pemilihan tempat kediaman perusahaan banyak tergantung pada
rentabilitas yang diharapkan, seperti keuntungan yang ditimbulkan oleh proses
produksi, murahnya bahan baku, transport tenaga kerja, dan sebagainya.
Sedangkan tempat kedudukan badan usah mementingkan segi hukumnya. Contohnya
tempat kedudukan badan usaha ada di Jakarta dan tempat kediaman perusahaannya
ada di daerah Sukabumi, Bandung, dan Cianjur.
c.
.Lokasi
pertokoan
Untuk
memilih lokasi pertokoan harus diingat bahwa konsumen umumnya tertarik untuk belanja
ke toko atau ke lokasi yang mempunyai banyak jenis dan persediaan barang
dagangan dan memiliki reputasi sebagai lokasi yang memiliki barang bermutu
dengan harga bersaing. Letak toko akan terakumulasi pada daerah terminal bis,
pusat perbelanjaan di sekitar alun-alun. Apabila di buka pusat perbelanjaan di
daerah baru, kemudian akan banyak muncul toko-toko pelengkap lainnya, maka main
lama daerah tersebut akan semakin ramai dan menjelma menjadi lokasi pertokoan
yang strategis.
d.
Lokasi
pabrik/industri
§ Untuk
menetapkan lokasi pabrik yang perlu diperhatikan ialah :
Dekat dengan sumber material
Dekat dengan sumber material
§ Dekat
dengan pasar
§ Mudah
mendapat tenaga kerja
§ Mudah
fasilitas transportasi
§ Mudah
memperoleh bahan bakar
§ Mudah
memperoleh air dan
§ Sikap
pemerintah setempat serta masyarakatnya
C.
Bentuk Formal Bussines
Plan
1.
Halaman depan
2.
Daftar isi
3.
Rangkuman eksekutif
4.
Penjelasan tentang perusahaan
5.
Pemasaran
6.
Barang dan jasa yang dihasilkan
7.
Usaha meningkatkan penjualan
8.
Permodalan
9.
Apendix
D. Ruang Lingkup Marketing Plan
Perencanaan pemasaran adalah
penerapan yang sudah direncanakan dari sumber daya pemasaran untuk mencapai
tujuan pemasaran. Dengan demikian perencanaan pemasaran merupakan sebuah proses
sistematis dalam merancang dan mengkoordinasi keputusan pemasaran.Rencana
pemasaran ini memberikan fokus bagi pengumpulan informasi, format bagi
penyebarluasan informasi, dan struktur bagi pengembangan dan pengkoordinasian
respon strategik dan taktikal perusahaan. Perencanaan yang harus disiapkan seperti yang dijelaskan oleh Bygrave
yaitu analisa analisa situasi perusahaan dan lingkungannya, anallisa dan
penilaian peluang, kekuatan, kelemahan, dan kendala yang dihadapi oleh pasar.
Karakteristik dari suatu marketing plan yang baik harus
memenuhi beberapa kriteria yaitu
§ Harus didasarkan pada fakta dan asumsi yang benartentang
siapa target market, dimana lokasi mereka, berapa besar kemungkinan daya
serapnya.
§ Bagaimana promosi yang efektif
§ Bagaimana perubahan harga di pasar
§ Bagaimana saluran distribusi
§ Bagaimana keadaan saingan
§ Bagaimana analisa situasi dari perusahaan
§ Disiapkan sumber-sumber yang diperlukan seperti : sumber daya
manusia, keuangan, fasilitas perawatan dan sebagainya.
Pada tahap perusahaan baru
didirikian posisi bagian produksi, keuangan, personalia, dan pemasaran
kira-kira sama pentingnya. Akan tetapi, begitu perusahaan mengalami kemajuan,
maka porsi perhatian lebih besar diberikan kepada pemasaran, dan lebih khusus lagi
fokusnya ialah Langganan.
Didalam berwirausaha dikenal
konsep AIDA+S (Attention,
Interest, Desire, Action, Satisfaction).
Pertama kali konsumen berhubungan dengan perusahaan yaitu pada saat melintasi
perusahaan tersebut kemudian timbul perhatian (attention). Kemudian konsumen
masuk karena adanya minat (interest). Setelah didalam iapun akan membeli barang yang artinya
keinginannya (Desire) semakin meningkat, dan yang terakhir dirasakan adalah
puas atau tidak puas (Satisfaction).
E.
Tiga Komponen
Marketing kosep
1)
Commodity
Approach
Dalam hal ini diselidiki aliran barang (flow of goods) dari
masing masing barang. Misalnya flow of goods dari barang-barang mewah. Kita
ambil saja contoh, sejumlah produk barang elektronik, bagaimana cara
marketingnya. Dalam mempelajari ini, kita harus mengetahui di mana barang itu
dihasilkan, siapa yang menghasilkan, siapa yang menjual dan membelinya,
bagaimana diangkutnya, dan bagaimana pula masalah reklamenya, permodalannya dan
penggudangan nya. Dengan mengulangi prosedur penyelidikan ini untuk segala macam
barang, maka kita akan mendapat gambaran dari seluruh kegiatan marketingnya.
2)
Functional
Approach
Di sini diadakan pendekatan dengan membuat klasifikasi dari
kegiatankegiatan marketing. Misalnya dalam marketing barang-barang kelontong,
ada kegiatan di mana seseorang hares membeli, dan yang lain menjualnya. Ada
yang mengangkut, ada yang menyimpan dan sebagainya. Dengan menyelidiki
masing-masing fungsi ini, maka kita akan dapat mengetahui apa peranan marketing
melalui berbagai fungsinya tersebut.
Jika digambarkan dalam suatu kerangka hubungan antara berbagai pendekatan pemasaran, hubungan antara produsen dan konsumen maka terlihat sbb:
Dari gambar tersebut dapat dilihat apakah kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dalam menjawab pertanyaan what, who dan how menimbulkan kepuasan atau tidak bagi konsumen. Hal ini akan menjadi balikan terhadap kegiatan produsen tersebut. Dengan terdapatnya kepuasan bagi konsumen maka berarti kegiatan pemasaran perusahaan cukup berhasil.
Jika digambarkan dalam suatu kerangka hubungan antara berbagai pendekatan pemasaran, hubungan antara produsen dan konsumen maka terlihat sbb:
Dari gambar tersebut dapat dilihat apakah kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dalam menjawab pertanyaan what, who dan how menimbulkan kepuasan atau tidak bagi konsumen. Hal ini akan menjadi balikan terhadap kegiatan produsen tersebut. Dengan terdapatnya kepuasan bagi konsumen maka berarti kegiatan pemasaran perusahaan cukup berhasil.
3)
Institutional
Approach
Yang dipelajari di sini ialah melalui bermacam-macam lembaga
marketing yang ada ~ ang merui-akan channels of distribution apakah posisi
mereka, apakah per Zanmereka dan apakah jasa-jasanya di dalam flow of goods
itu. Institusi itu misalnya grosir, pedagang dan sebagainya. Kita coba meneliti
apa pecan mereka dalam pemasaran barang-barang.
F.
Siklus Kehidupan
Product dan Strategi Pemasaran
Siklus hidup
produkadalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika
kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga
memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini
yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke
pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan
pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini
dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan
diperluas oleh para ahli lainnya.
Ada berbagai
pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product
Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction,
growth, maturity, decline dan termination. Dengan demikian pada umumnya yang
digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu :
Tahap Pengenalan – Introduction
Ciri-ciri umum tahap
ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat (karena
tingginya market resistance), persaingan yang masih relatif kecil, tingkat
kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam
pengujian dan pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang
diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar),
biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang masih
terbatas.
Tahap Pertumbuhan-Growth
Dalam tahap
pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan
sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka
usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya.
Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih
ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan
distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.
Tahap Kedewasaan – Maturity
Tahap ini ditandai
dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Normalnya tahap
ini merupakan tahap terlama dalam PLC. Hal ini disebabkan pada tahap ini
pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Sebagian
besar produk yang ada saat ini berada dalam tahap ini, karena itu sebagian
besar strategi pemasaran ditujukan untuk produk-produk dalam tahap ini.
Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu
produk disebut innovative maturity. Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif
terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk
masing masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya. Umumnya
tahap ini terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat pertama disebut growth maturity,
yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya
distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah. Dalam
tingkat kedua, stable maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh
jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang
ditawarkan perusahaan. Pada tingkat ketiga, decaying maturity, penjualan mulai
menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.
Tahap Penurunan – Decline
Penjualan perusahaan
yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam
PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan
selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun
dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan
pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif
haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik
industri bagi perusahaan. Contoh produk elektronik yang sedang mengalami
penurunan adalah CPU atau personal komputer yang saat ini sudah hampir terlibas
oleh laptop.
Karakteristik
Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk
Pada tiap tahap
tersebut terdapat peluang dan masalah yang berbeda-beda dalam kaitannya dengan
strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan mengenali tahap di mana suatu
produk sedang berada, atau yang akan dituju, pihak manajemen dapat merumuskan
rencana dan strategi pemasaran yang tepat. Selain karakteristik di atas, PLC
juga memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
1. Tidak setiap produk melalui semua tahapan.
Beberapa produk bahkan ada yang tidak pernah melewati tahap perkenalan. Umumnya
produk yang gagal memasuki semua tahapan ini adalah produk-produk yang
berkaitan dengan teknologi dan mode (fad).
2. Panjang suatu tahap PLC untuk tiap produk
sangat bervariasi. Product category memiliki PLC yang paling lama, product form
cenderung mengikuti pola PLC standar (bentuk S), sedangkan merek memiliki PLC
yang paling pendek. Kenyataan membuktikan tidak semua produk memiliki PLC yang
berbentuk S, seperti yang disajikan di kebanyakan buku teks. Sementara itu,
style life cycle mempunyai daur hidup yang panjang, sedangkan fad life cycle
hanya berlangsung singkat.
3. PLC dapat diperpanjang dengan inovasi dan
repositioning. Banyak contoh perusahaan-perusahaan yang berhasil memperpanjang
PLC produknya sehingga penjualannya tidak menurun tetapi malahan terus
meningkat.
Untuk contoh
Indonesia, misalnya Rinso yang berhasil memperpanjang PLC-nya dengan
memperkenalkan Rinso Baru, Rinso Ultra, Rinso Formula Plus, serta Rinso Warna.
Demikian pula halnya dengan Pepsodent yang memperkenalkan Pepsodent yang khusus
memelihara kesehatan gusi.
Keterkaitan Siklus
Hidup Produk Dengan Strategi Pemasaran
Kurva penjualan untuk
masing-masing produk akan bervariasi tergantung tahapan yang dicapai dalam
siklus kehidupannya. Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap
sebagai nilai strategik bagi suatu perusahaan, maka manajernya harus dapat
menentukan dimana posisi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) produknya.
Identifikasi tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini dapat
ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menunjukan ciri status produk dan
membandingkan hasilnya dengan pola yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) suatu produk dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan
statusnya dalam market volume, rate of change of market volume. Dalam keempat
tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki
beberapa strategi (Kotler 1997) yaitu :
1) Tahap
Pengenalan – Introduction
Strategi pemasaran
pada tahap ini ditujukan untuk membangun kesadaran akan produk secara meluas
dan mendorong konsumen untuk mencoba. Atau dengan kata lain adalah menciptakan
primary demand (permintaan untuk produk baru). Untuk kepentingan ini produk
biasanya didesain dengan model yang terbatas guna menghindari terjadinya
kebingungan pada calon pembeli dan memudahkan mereka mengenal ciri produk
dengan cepat. Strategi yang umum pada tahap ini adalah mengkombinasi penetapan
harga dan kegiatan promosi. Strategi ini ada empat bentuk, yaitu :
Rapid Skimming Strategy
Strategi ini
dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba
kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang gencar
untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal. Cara
ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini
akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk,
konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi
pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada mereknya.
Slow Skimming Strategy
Strategi dijalankan
dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit
sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu
tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar
konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi,
dan pesaing potensial belum muncul.
Rapid Penetration Strategy
Strategi ini dilakukan
dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang agresif. Tujuan dari
strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan memperoleh
pangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas,
konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap
harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.
Slow Penetration Strategy
Strategi ini
dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan yang
besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak
membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang
sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap
harga, dan persaingan potensial sangat rendah.
Contoh produk yang ada
pada tahap ini untuk barang elektronik misalnya iPad.
2)
Tahap Pertumbuhan – Growth
Bila suatu produk
telah melewati tahap perkenalan dengan baik, maka selanjutnya akan memasuki
tahap pertumbuhan. Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu rapid growth dan slow growth.
a)
Rapid Growth
Tahap rapid growth ini
ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat karena
produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat
mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal.
Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka
keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk
tiruan. Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun
pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini
produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru.
b)
Slow Growth
Pada tahap ini
penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin menurun.
Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan
oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai
memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada umumnya
dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style
improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin
sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung
menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar
disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri. Contoh
produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah laptop dimana pasar laptop
saat ini sedang tumbuh pesat.
3)
Tahap Kedewasaan – Maturity
Tahap ini ditandai
dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Ada dua strategi
utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan yaitu :
a)
defensive strategy
Strategi ini bertujuan
untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok produk
(product category) dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah
berupa modifikasi bauran pemasaran untuk memperoleh tambahan penjualan.
Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya
produksi dan menghilangkan kelemahan produk.
b)
offensive strategy
Strategi ini lebih
menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik.
Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet
kelompok bukan pemakai (non-user), mengintensifkan penawaran produk kepada
non-user, dan merebut konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi ofensif
adalah modifikasi produk, yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa
sehingga semakin menarik konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara
menawarkan manfaat baru dari suatu produk kepada konsumen sekarang untuk mendorong
pembelian yang lebih banyak dan pemakaian yang lebih sering (usaha seperti ini
sering disebut dengan product relaunching). Contoh produk elektronik yang ada
pada tahap ini adalah handphone. Penjualan handphone saat ini mencapai posisi
tertinggi dan mulai tergerus oleh teknologi yang lain.
4)
Tahap Penurunan – Decline
Penjualan perusahaan
yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam
PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan
selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun
dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan
pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif
haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik
industri bagi perusahaan. Alternatif-alternatif tersebut di antaranya adalah :
1. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau
menempati posisi persaingan yang baik.
2. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat
baru pada produk.
3. Mencari pasar baru.
4. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat
ini sampai ketidakpastian industri dapat diatasi.
5. Mengurangi investasi perusahaan secara
selektif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi
menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia dan
menguntungkan.
6. Harvesting strategy untuk mewujudkan
pengembalian uang tunai dengan cepat.
7. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset
perusahaan.
Contoh produk
elektronik yang sedang mengalami penurunan adalah CPU atau personal komputer
yang saat ini sudah hampir terlibas oleh laptop.
Setiap produk biasanya
mengalami kelahiran dan kematian baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Suatu produk bisa saja pada suatu waktu sangat disukai banyak orang
dan laku keras, namun di lain waktu produk itu tidak laku lagi dijual. Jadi
pengertian daur hidup produk yaitu tahapan suatu produk mulai dari lahir,
tumbuh, dewasa dan mati.
Setiap produk memiliki
masa daur hidup produk yang berbeda. Produk elektronik biasanya memiliki
rentang waktu yang sempit alias cepat mati sedangkan produk seperti makanan
dapat bertahan lebih lama. Contohnya handphone nokia tipe tertentu akan
dibatasi jumlah yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya.
Minuman aqua sudah puluhan tahun memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi
antara pertumbuhan dengan dewasa. Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang
daur hidup produk :
1. Meningkatkan
Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan penggunaan produknya
dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk hasil maksimal gunakan
pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya minumnya teh botol sosro,
memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.
2. Mencari fungsi lain
produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk ngeteh saja tapi
dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.
3. Memodifikasi produk
agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran, ukuran, manfaat,
dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk unilever yang biasanya terus
menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu tampil baru dan
segar.
4. Mencari target
konsumen baru. Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan untuk
meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik segmen
pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok sampoerna
hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai membidik
golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar.
G.
Menyusun Marketing
Plan
1. Gambaran pokok cakupan usaha yang sedang atau
akan wirausahawan jalankan. Bergerak di bidang usaha apa, jasa, distributor,
perdagangan atau makanan?
2. Memposisikan Produk,
yaitu menentukan posisi produk dipasar seperti apa yang dapat menunjukan
perbedaan dibandingkan produk pesaing. Keunikan, kreativitas dan keunggulan
menjadi sangat penting sebagai pembeda produk kita di pasar.
3. Menentukan visi dan
misi yang mesti dibuat sesederhana mungkin. Pastikan visi dan misi dapat
memberikan kesan mendalam serta selalu diingat konsumen, misi yang dibuat
tersebut bisa juga dijadikan moto perusahaan.
4. Menetapkan jangka
waktu pemasaran dan juga tujuan pemasaran. Tulis tujuan tersebut dengan baik serta pasang di
mana setiap orang karyawan khususnya staf pemasaran mudah untuk melihatnya.
5.
Melakukan analisa “SWOT” – Strengths Weaknesses Opportunities Threats, yaitu
menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman dengan memberikan jalan
keluar kepada setiap kelemahan dan ancaman yang dimiliki.
6.
Memilih strategi yang tepat guna disesuaikan dengan analisa SWOT yang sudah
dilakukan sebelumnya. Berikan alasan yang kuat kenapa strategi tersebut yang
dipilih.
7.
Menentukan alat pemasaran, dimulai dari menetapkan sifat fisik produk termasuk
strategi bauran produk, syarat-syarat penentuan lokasi dan juga metode
distribusi yang dipakai.
8.
Membangun bagan rencana pelaksanaan pemasaran yang mencakup jenis kegiatan,
waktu pelaksa-an, penanggung jawab, tempat pelaksanaan, tujuan yang ingin
dicapai, serta biaya yang dibutuhkan guna rencana tersebut terlaksana.
9.
Menetapkan ukuran keberhasilan, ini penting agar bisa mempermudah sewaktu
evaluasi dilakukan, dan tetapkan juga alat ukur evaluasi yang bisa dipakai
supaya semuanya dapat terukur secara tepat dan sekaligus bisa memperbaiki
setiap kesalahan yang terjadi.
10. Tetapkan Waktu yang tepat saat pelaksanaan
pemasaran. Bagaimana menyesuaikan pelaksanaan dengan kebiasaan para calon
pembeli (harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan). Atau bisa juga untuk even
even tertentu, misalkan valentine, natal dan idul fitri.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar