Boejjanger Post

BoejjangeRs blog

Sabtu, 02 Mei 2015

Bussines dan Marketing Plan

Bussines  and Marketing plan

A.   Pengertian Bussines plan

·         Business Plan menurut Hisrich and Peters:
Jadi business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang mengambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal, maupun eksterhal mengenai perusahaan untuk memulai sewaktu usaha. Isinya Bering merupakan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur dan sumber daya manusia.
·         Business Plan menurut Max Coulthard, Andrea Howell, and Geoff.Clarke:
Business plan is a detailed study of the organization’s activities, which highlights where the organization has been, where it is owe and where it might get to in the future, and incorporates an action program to achieve these results.” (M.Coulthard, A.Howell,G.Clarke, 1999:3).
·         Business Plan menurut Megginson:
Artinya Business plan adalah suatu rencana tertulis yang memuat mini dan tujuan bisnis, cara kerja dan rincian keuangan/permodalan susunan para pemilik dan manajemen dan bagaimana cara mencapai tujuan bisnisnya.
·         Business Plan menurut Bygrave:
Artinya Business Plan merupakan suatu dokumen yang menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi penyandang dana.

B.     Kerangka Perencanaan Usaha
Rencana usaha yang akan disusun memuat pokok-pokok pikiran perencanaan yang mencakup antara lain : 
a.      Nama perusahaan 
Nama yang diciptakan untuk sebuah usaha harus dipikirkan baik-baik karena nama perusahaan ini akan berdampak jangka panjang. Oleh sebab itu nama yang diberikan jangan hanya berorientasi kepada faktor-faktor yang sedang hangat pada masa kini akan tetapi lebih mementingkan prospek masa depannya. Misalnya ada orang yang memberi nama perusahaannya “Ganefo” padahal Ganefo ini merupakan kegiatan sesaat yang populer pada waktu itu. 
Canon dan Wichert menyatakan ciri-ciri merek yang baik adalah : 
(1) Short – pendek 
(2) Simple – sederhana 
(3) Easy to spell – mudah dieja 
(4) Easy to remember – mudah diingat 
(5) Pleasing when read – enak dibaca 
(6) No. disagreeable sound – tak ada nada sumbang 
(7) Does not go out of date – tak ketinggalan zaman 
(8) Ada hubungan dengan barang dagangan 
(9) Bila diekspor gampang dibaca oleh orang luar negeri 
(10) Tidak menyinggung perasaan kelompok/orang lain atau tidak negatif 
(11) Membayangkan apa produk itu atau memberi sugesti penggunaan produk tersebut. 
Apapun merek yang dipilih, biasanya jika perusahaan itu mengalami kemajuan maka namanya atau mereknya ikut populer juga. Namun persyaratan memberi merek atau nama seperti di atas patut dipertimbangkan. 
b.      Lokasi 
Lokasi perusahaan 
Ada dua hal penting menyangkut lokasi yang akan dipilih, yaitu : 
1. Lokasi perkantoran, disebut tempat kedudukan 
2. Lokasi perusahaan, disebut tempat kediaman 
`     Tempat kedudukan berarti tempat (kantor) badan usaha, biasanya mengelola perusahaan yang berada di tempat lain. Tempat kediaman berarti tempat perusahaan beroperasi. Antara tempat kedudukan dan tempat kediaman ada beberapa perbedaan sebagai berikut : 
·         Tempat yang baik untuk badan usaha belum tentu baik untuk perusahaan.
·         Memilih tempat badan usaha lebih mudah dari pada memilih tempat perusahaan.
·         Suatu badan usaha yang mempunyai beberapa perusahaan harus memilih tempat yang berlainan untuk tiap-tiap perusahaan itu, sebab faktor-faktor yang mempengaruhi tiap-tiap perusahaan itu tidak sama (ada pertimbangan yang berbeda).

·         Pemilihan tempat kediaman perusahaan banyak tergantung pada rentabilitas yang diharapkan, seperti keuntungan yang ditimbulkan oleh proses produksi, murahnya bahan baku, transport tenaga kerja, dan sebagainya. Sedangkan tempat kedudukan badan usah mementingkan segi hukumnya. Contohnya tempat kedudukan badan usaha ada di Jakarta dan tempat kediaman perusahaannya ada di daerah Sukabumi, Bandung, dan Cianjur.
c.       .Lokasi pertokoan
Untuk memilih lokasi pertokoan harus diingat bahwa konsumen umumnya tertarik untuk belanja ke toko atau ke lokasi yang mempunyai banyak jenis dan persediaan barang dagangan dan memiliki reputasi sebagai lokasi yang memiliki barang bermutu dengan harga bersaing. Letak toko akan terakumulasi pada daerah terminal bis, pusat perbelanjaan di sekitar alun-alun. Apabila di buka pusat perbelanjaan di daerah baru, kemudian akan banyak muncul toko-toko pelengkap lainnya, maka main lama daerah tersebut akan semakin ramai dan menjelma menjadi lokasi pertokoan yang strategis. 
d.      Lokasi pabrik/industri 
§  Untuk menetapkan lokasi pabrik yang perlu diperhatikan ialah :
 Dekat dengan sumber material 
§  Dekat dengan pasar 
§  Mudah mendapat tenaga kerja 
§  Mudah fasilitas transportasi 
§  Mudah memperoleh bahan bakar 
§  Mudah memperoleh air dan 
§  Sikap pemerintah setempat serta masyarakatnya 


C.    Bentuk Formal Bussines Plan
1. Halaman depan
2. Daftar isi
3. Rangkuman eksekutif
4. Penjelasan tentang perusahaan
5. Pemasaran
6. Barang dan jasa yang dihasilkan
7. Usaha meningkatkan penjualan
8. Permodalan
9. Apendix
D.    Ruang Lingkup Marketing Plan
Perencanaan pemasaran adalah penerapan yang sudah direncanakan dari sumber daya pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Dengan demikian perencanaan pemasaran merupakan sebuah proses sistematis dalam merancang dan mengkoordinasi keputusan pemasaran.Rencana pemasaran ini memberikan fokus bagi pengumpulan informasi, format bagi penyebarluasan informasi, dan struktur bagi pengembangan dan pengkoordinasian respon strategik dan taktikal perusahaan. Perencanaan yang harus disiapkan seperti yang dijelaskan oleh Bygrave yaitu analisa analisa situasi perusahaan dan lingkungannya, anallisa dan penilaian peluang, kekuatan, kelemahan, dan kendala yang dihadapi oleh pasar.

Karakteristik dari suatu marketing plan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu 
§  Harus didasarkan pada fakta dan asumsi yang benartentang siapa target market, dimana lokasi mereka, berapa besar kemungkinan daya  serapnya.
§  Bagaimana promosi yang efektif
§  Bagaimana perubahan harga di pasar
§  Bagaimana saluran distribusi
§  Bagaimana keadaan saingan
§  Bagaimana analisa situasi dari perusahaan
§  Disiapkan sumber-sumber yang diperlukan seperti : sumber daya manusia, keuangan, fasilitas perawatan dan sebagainya.
Pada tahap perusahaan baru didirikian posisi bagian produksi, keuangan, personalia, dan pemasaran kira-kira sama pentingnya. Akan tetapi, begitu perusahaan mengalami kemajuan, maka porsi perhatian lebih besar diberikan kepada pemasaran, dan lebih khusus lagi fokusnya ialah Langganan.

Didalam berwirausaha dikenal konsep AIDA+S (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction). Pertama kali konsumen berhubungan dengan perusahaan yaitu pada saat melintasi perusahaan tersebut kemudian timbul perhatian (attention). Kemudian konsumen masuk karena adanya minat (interest). Setelah didalam iapun akan membeli barang yang artinya keinginannya (Desire) semakin meningkat, dan yang terakhir dirasakan adalah puas atau tidak puas (Satisfaction).

E.     Tiga Komponen Marketing kosep
1)      Commodity Approach 
Dalam hal ini diselidiki aliran barang (flow of goods) dari masing­ masing barang. Misalnya flow of goods dari barang-barang mewah. Kita ambil saja contoh, sejumlah produk barang elektronik, bagaimana cara marketingnya. Dalam mempelajari ini, kita harus mengetahui di mana barang itu dihasilkan, siapa yang menghasilkan, siapa yang menjual dan membelinya, bagaimana diangkutnya, dan bagaimana pula masalah reklamenya, permodalannya dan penggudangan nya. Dengan mengulangi prosedur penyelidikan ini untuk segala macam barang, maka kita akan mendapat gambaran dari seluruh kegiatan marketingnya. 


2)      Functional Approach 
Di sini diadakan pendekatan dengan membuat klasifikasi dari kegiatan­kegiatan marketing. Misalnya dalam marketing barang-barang kelontong, ada kegiatan di mana seseorang hares membeli, dan yang lain menjualnya. Ada yang mengangkut, ada yang menyimpan dan sebagainya. Dengan menyelidiki masing-masing fungsi ini, maka kita akan dapat mengetahui apa peranan mar­keting melalui berbagai fungsinya tersebut. 

Jika digambarkan dalam suatu kerangka hubungan antara berbagai pendekatan pemasaran, hubungan antara produsen dan konsumen maka terlihat sbb: 

Dari gambar tersebut dapat dilihat apakah kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dalam menjawab pertanyaan what, who dan how menimbulkan kepuasan atau tidak bagi konsumen. Hal ini akan menjadi balikan terhadap kegiatan produsen tersebut. Dengan terdapatnya kepuasan bagi konsumen maka berarti kegiatan pemasaran perusahaan cukup berhasil. 

3)      Institutional Approach 
Yang dipelajari di sini ialah melalui bermacam-macam lembaga mar­keting yang ada ~ ang merui-akan channels of distribution apakah posisi mereka, apakah per Zanmereka dan apakah jasa-jasanya di dalam flow of goods itu. Institusi itu misalnya grosir, pedagang dan sebagainya. Kita coba meneliti apa pecan mereka dalam pemasaran barang-barang. 

F.     Siklus Kehidupan Product dan Strategi Pemasaran
Siklus hidup produkadalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Dengan demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu :
Tahap Pengenalan – Introduction
Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistance), persaingan yang masih relatif kecil, tingkat kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar), biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.
Tahap Pertumbuhan-Growth
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.
Tahap Kedewasaan – Maturity
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam PLC. Hal ini disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Sebagian besar produk yang ada saat ini berada dalam tahap ini, karena itu sebagian besar strategi pemasaran ditujukan untuk produk-produk dalam tahap ini. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu produk disebut innovative maturity. Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya. Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat pertama disebut growth maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah. Dalam tingkat kedua, stable maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan. Pada tingkat ketiga, decaying maturity, penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.
Tahap Penurunan – Decline
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Contoh produk elektronik yang sedang mengalami penurunan adalah CPU atau personal komputer yang saat ini sudah hampir terlibas oleh laptop.
Karakteristik Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk
Pada tiap tahap tersebut terdapat peluang dan masalah yang berbeda-beda dalam kaitannya dengan strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan mengenali tahap di mana suatu produk sedang berada, atau yang akan dituju, pihak manajemen dapat merumuskan rencana dan strategi pemasaran yang tepat. Selain karakteristik di atas, PLC juga memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
1.      Tidak setiap produk melalui semua tahapan. Beberapa produk bahkan ada yang tidak pernah melewati tahap perkenalan. Umumnya produk yang gagal memasuki semua tahapan ini adalah produk-produk yang berkaitan dengan teknologi dan mode (fad).
2.      Panjang suatu tahap PLC untuk tiap produk sangat bervariasi. Product category memiliki PLC yang paling lama, product form cenderung mengikuti pola PLC standar (bentuk S), sedangkan merek memiliki PLC yang paling pendek. Kenyataan membuktikan tidak semua produk memiliki PLC yang berbentuk S, seperti yang disajikan di kebanyakan buku teks. Sementara itu, style life cycle mempunyai daur hidup yang panjang, sedangkan fad life cycle hanya berlangsung singkat.
3.      PLC dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning. Banyak contoh perusahaan-perusahaan yang berhasil memperpanjang PLC produknya sehingga penjualannya tidak menurun tetapi malahan terus meningkat.
Untuk contoh Indonesia, misalnya Rinso yang berhasil memperpanjang PLC-nya dengan memperkenalkan Rinso Baru, Rinso Ultra, Rinso Formula Plus, serta Rinso Warna. Demikian pula halnya dengan Pepsodent yang memperkenalkan Pepsodent yang khusus memelihara kesehatan gusi.
Keterkaitan Siklus Hidup Produk Dengan Strategi Pemasaran
Kurva penjualan untuk masing-masing produk akan bervariasi tergantung tahapan yang dicapai dalam siklus kehidupannya. Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai nilai strategik bagi suatu perusahaan, maka manajernya harus dapat menentukan dimana posisi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) produknya. Identifikasi tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini dapat ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menunjukan ciri status produk dan membandingkan hasilnya dengan pola yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya dalam market volume, rate of change of market volume. Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki beberapa strategi (Kotler 1997) yaitu :

1)      Tahap Pengenalan – Introduction
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan untuk membangun kesadaran akan produk secara meluas dan mendorong konsumen untuk mencoba. Atau dengan kata lain adalah menciptakan primary demand (permintaan untuk produk baru). Untuk kepentingan ini produk biasanya didesain dengan model yang terbatas guna menghindari terjadinya kebingungan pada calon pembeli dan memudahkan mereka mengenal ciri produk dengan cepat. Strategi yang umum pada tahap ini adalah mengkombinasi penetapan harga dan kegiatan promosi. Strategi ini ada empat bentuk, yaitu :
Rapid Skimming Strategy
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal. Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk, konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada mereknya.
Slow Skimming Strategy
Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.
Rapid Penetration Strategy
Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.
Slow Penetration Strategy
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan persaingan potensial sangat rendah.
Contoh produk yang ada pada tahap ini untuk barang elektronik misalnya iPad.
2)      Tahap Pertumbuhan – Growth
Bila suatu produk telah melewati tahap perkenalan dengan baik, maka selanjutnya akan memasuki tahap pertumbuhan. Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu rapid growth dan slow growth.
a)      Rapid Growth
Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk tiruan. Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru.
b)      Slow Growth
Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri. Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah laptop dimana pasar laptop saat ini sedang tumbuh pesat.
3)      Tahap Kedewasaan – Maturity
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan yaitu :
a)      defensive strategy
Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok produk (product category) dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah berupa modifikasi bauran pemasaran untuk memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan menghilangkan kelemahan produk.
b)      offensive strategy
Strategi ini lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik. Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet kelompok bukan pemakai (non-user), mengintensifkan penawaran produk kepada non-user, dan merebut konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi ofensif adalah modifikasi produk, yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa sehingga semakin menarik konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu produk kepada konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih banyak dan pemakaian yang lebih sering (usaha seperti ini sering disebut dengan product relaunching). Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah handphone. Penjualan handphone saat ini mencapai posisi tertinggi dan mulai tergerus oleh teknologi yang lain.
4)      Tahap Penurunan – Decline
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Alternatif-alternatif tersebut di antaranya adalah :
1.      Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
2.      Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
3.      Mencari pasar baru.
4.      Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat diatasi.
5.      Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
6.      Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
7.      Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Contoh produk elektronik yang sedang mengalami penurunan adalah CPU atau personal komputer yang saat ini sudah hampir terlibas oleh laptop.
Setiap produk biasanya mengalami kelahiran dan kematian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu produk bisa saja pada suatu waktu sangat disukai banyak orang dan laku keras, namun di lain waktu produk itu tidak laku lagi dijual. Jadi pengertian daur hidup produk yaitu tahapan suatu produk mulai dari lahir, tumbuh, dewasa dan mati.
Setiap produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk elektronik biasanya memiliki rentang waktu yang sempit alias cepat mati sedangkan produk seperti makanan dapat bertahan lebih lama. Contohnya handphone nokia tipe tertentu akan dibatasi jumlah yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya. Minuman aqua sudah puluhan tahun memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi antara pertumbuhan dengan dewasa. Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup produk :
1. Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk hasil maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya minumnya teh botol sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.
2. Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk ngeteh saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.
3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk unilever yang biasanya terus menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu tampil baru dan segar.
4. Mencari target konsumen baru. Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok sampoerna hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai membidik golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar.

G.    Menyusun Marketing Plan
1. Gambaran pokok cakupan usaha yang sedang atau akan wirausahawan jalankan. Bergerak di bidang usaha apa, jasa, distributor, perdagangan atau makanan?
2. Memposisikan Produk, yaitu menentukan posisi produk dipasar seperti apa yang dapat menunjukan perbedaan dibandingkan produk pesaing. Keunikan, kreativitas dan keunggulan menjadi sangat penting sebagai pembeda produk kita di pasar.
3. Menentukan visi dan misi yang mesti dibuat sesederhana mungkin. Pastikan visi dan misi dapat memberikan kesan mendalam serta selalu diingat konsumen, misi yang dibuat tersebut bisa juga dijadikan moto perusahaan.
4. Menetapkan jangka waktu pemasaran dan juga tujuan pemasaran. Tulis tujuan tersebut dengan baik serta pasang di mana setiap orang karyawan khususnya staf pemasaran mudah untuk melihatnya.
5. Melakukan analisa “SWOT” – Strengths Weaknesses Opportunities Threats, yaitu menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman dengan memberikan jalan keluar kepada setiap kelemahan dan ancaman yang dimiliki.
6. Memilih strategi yang tepat guna disesuaikan dengan analisa SWOT yang sudah dilakukan sebelumnya. Berikan alasan yang kuat kenapa strategi tersebut yang dipilih.
7. Menentukan alat pemasaran, dimulai dari menetapkan sifat fisik produk termasuk strategi bauran produk, syarat-syarat penentuan lokasi dan juga metode distribusi yang dipakai.
8. Membangun bagan rencana pelaksanaan pemasaran yang mencakup jenis kegiatan, waktu pelaksa-an, penanggung jawab, tempat pelaksanaan, tujuan yang ingin dicapai, serta biaya yang dibutuhkan guna rencana tersebut terlaksana.
9. Menetapkan ukuran keberhasilan, ini penting agar bisa mempermudah sewaktu evaluasi dilakukan, dan tetapkan juga alat ukur evaluasi yang bisa dipakai supaya semuanya dapat terukur secara tepat dan sekaligus bisa memperbaiki setiap kesalahan yang terjadi.
10. Tetapkan Waktu yang tepat saat pelaksanaan pemasaran. Bagaimana menyesuaikan pelaksanaan dengan kebiasaan para calon pembeli (harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan). Atau bisa juga untuk even even tertentu, misalkan valentine, natal dan idul fitri.

SUMBER


Tidak ada komentar:

Posting Komentar