E-MARKETING
1. Bisnis
On-Line
Dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII), pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia relatif
stabil yaitu 25% per tahun, namun cenderung berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk.Pada tahun 2000 pengguna internet baru 2
juta orang, namun di tahun ini diperkirakan sudah mencapai angka 20 juta pengguna.Ini berarti peluang bisnis lewat internet
semakin terbuka.
Seiring dengan perkembangan internet, para
pakar marketing juga melihat pergeseran marketing dari konvensional ke arah
electronic/internet marketing. Sehingga bisnis lewat internet menjadi salah
satu pilihan yang menjanjikan. Bahkan perusahaan yang tidak segera beradaptasi
diperkirakan akan ditinggalkan klien dan konsumennya. Internet marketing sendiri
terus berkembang dari sekedar sebuah company branding, e-commerce (jual beli
online), program afiliasi, blog marketing sampai RSS Marketing hingga bisnis
lewat internet.
2. E-bisnis
(Inggris: Electronic Business, atau “E-business”)
E-BISNIS dapat diterjemahkan sebagai
kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan
menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan
oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk
kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet. E-bisnis
memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data
internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-bisnis juga
banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan,
serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.
Dalam penggunaan sehari-hari, e-bisnis tidak
hanya menyangkut e-dagang (perdagangan elektronik atau e-commerce) saja. Dalam
hal ini, e-dagang lebih merupakan sub bagian dari e-bisnis, sementara e-bisnis
meliputi segala macam fungsi dan kegiatan bisnis menggunakan data elektronik,
termasuk pemasaran Internet (e-pemasaran). Sebagai bagian dari e-bisnis,
e-dagang lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis lewat www atau Internet.
Dengan menggunakan sistem manajemen
pengetahuan, e-dagang mempunyai goal untuk menambah revenu dari perusahaan. Sementara
itu, e-bisnis berkaitan secara menyeluruh dengan proses bisnis termasuk value
chain: pembelian secara elektronik (electronic purchasing), manajemen rantai
suplai (supply chain management), pemrosesan order elektronik, penanganan dan
pelayanan kepada pelanggan, dan kerja sama dengan mitra bisnis. E-bisnis
memberi kemungkinan untuk pertukaran data di antara satu perusahaan dengan
perusahaan lain, baik lewat web, Internet, intranet, extranet atau kombinasi di
antaranya.
Bisnis lewat internet membutuhkan kepercayaan. Itu sebabnya, yang ingin melakukannya harus memberikan data diri, alamat, nomor telepon, atau e-mail yang lengkap, jelas, dan benar. Selain itu, disarankan untuk menggunakan bahasa yang sederhana.
3. 5 cara mudah mendapatkan uang melalui Internet
Bisnis lewat internet membutuhkan kepercayaan. Itu sebabnya, yang ingin melakukannya harus memberikan data diri, alamat, nomor telepon, atau e-mail yang lengkap, jelas, dan benar. Selain itu, disarankan untuk menggunakan bahasa yang sederhana.
3. 5 cara mudah mendapatkan uang melalui Internet
1. Membangun Bisnis internet
2. Membuat Blog untuk usaha / bisnis
3. Mengikuti program periklanan
4. Mengikuti program “make money”
5. Mengikuti program survey online
Bisnis lewat internet adalah sebuah kegiatan
bisnis atau usaha yang dijalankan dengan memanfaatkan internet , baik sebagai
sarana utama, maupun sebagai sarana pendukung. Bisnis internet memiliki
berbagai macam bentuk, diantaranya adalah : pasar online, toko online, bisnis
reseller, bisnis e learning, bisnis MLM online, bisnis iklan dan promosi ,
bisnis layanan seputar internet dan lain sebagainya. Blog atau sering pula
disebut sebagai web blog adalah suatu jenis halaman web yang tersedia untuk
umum tentang jurnal perorangan (atau juga dapat sebagai “buku harian online”
yang dapat diakses lewat internet). Umumnya, blog berisi tulisan atau
artikel-artikel yang ditulis oleh pemiliknya serta dikirim secara rutin. Blog
sering kali juga digunakan oleh para ahli, praktisi, ilmuwan professional,
maupun tokoh poitik untuk menyampaikan gagasan, pemikiran maupun pengetahuan
yang mereka bagikan secara bebas untuk khalayak umum dan tentu saja ide bisnis
lewat internet.
Saat ini banyak sekali situs-situs bisnis lewat internet dari seluruh dunia yang menawarkan program meraih uang melalui program periklanan. Prinsip kerja program periklanan ini yaitu membuat suatu situs/ website yang dirancang sedemikian rupa yang mampu mendistribusikan/ menyebarkan iklan ke sebanyak mungkin jaringan pemasang iklan.Program bisnis lewat internet yang sering dikenal dengan istilah “make money” di seluruh dunia ini pada prinsipnya merupakan sebuah situs bisnis yang dibuat sedemikian rupa untuk meraih sebanyak mungkin pengunjung guna menyebarkan iklan promosi yang terdapat didalamnya.
Sang pemilik program ‘make money” ini menawarkan kepada siapa pun pengunjung situsnya dengan iming-iming komisi, bila mereka mau bergabung atau mengakses situs “make money” miliknya. Terkait bisnis lewat internet, banyak pula perusahaan-perusahaan besar dari berbagai negara memanfaatkan internet guna menjaring informasi – informasi penting perilaku konsumen terhadap sebuah produk, salah satu caranya dengan mengadakan program survey berhadiah.
Secara konsep e-bisnis memang menawarkan bisnis yang efektif dan efisien. Namun untuk mencapai hal tersebut tentu saja pebisnis harus menjalankan resep-resep sukses menjalankan e-bisnis.
Saat ini banyak sekali situs-situs bisnis lewat internet dari seluruh dunia yang menawarkan program meraih uang melalui program periklanan. Prinsip kerja program periklanan ini yaitu membuat suatu situs/ website yang dirancang sedemikian rupa yang mampu mendistribusikan/ menyebarkan iklan ke sebanyak mungkin jaringan pemasang iklan.Program bisnis lewat internet yang sering dikenal dengan istilah “make money” di seluruh dunia ini pada prinsipnya merupakan sebuah situs bisnis yang dibuat sedemikian rupa untuk meraih sebanyak mungkin pengunjung guna menyebarkan iklan promosi yang terdapat didalamnya.
Sang pemilik program ‘make money” ini menawarkan kepada siapa pun pengunjung situsnya dengan iming-iming komisi, bila mereka mau bergabung atau mengakses situs “make money” miliknya. Terkait bisnis lewat internet, banyak pula perusahaan-perusahaan besar dari berbagai negara memanfaatkan internet guna menjaring informasi – informasi penting perilaku konsumen terhadap sebuah produk, salah satu caranya dengan mengadakan program survey berhadiah.
Secara konsep e-bisnis memang menawarkan bisnis yang efektif dan efisien. Namun untuk mencapai hal tersebut tentu saja pebisnis harus menjalankan resep-resep sukses menjalankan e-bisnis.
Bob Julius Onggo, penulis buku seputar
pemanfaatan media internet untuk bisnis, dalam sebuah tulisannya memuat 7
langkah taktis untuk sukses dalam e-bisnis.
Langkah pertama yang dijabarkan adalah fokus. Alasannya, dalam kasus e-bisnis, puluhan atau ratusan produk tidak memiliki manajer produk yang mengawasinya. Dan hanya diserahkan ke orang TI-nya saja. Oleh karena itu produk-produk yang dijual di internet juga harus menjadi bagian yang fokus dari masing-masing manajer produk.
Langkah kedua, membuat banner berupa teks. Menurutnya, berdasarkan hasil riset, telah terbukti bahwa tingkat respons dari suatu “klik” lebih banyak berasal dari “banner berupa teks” bukan berasal dari “banner berupa gambar”. Kebanyakan orang, masih belum tahu dalam hal ini.
Langkah ketiga, menciptakan 2-level afiliasi. Dalam dunia online, e-bisnis yang berhasil harus menciptakan program distribusi pemasaran program afiliasi.Dengan teknologi internet, pebisnis akan mampu membangun 2 tingkat afiliasi, maksudnya distributor penjualan utama dan agen penjualan kedua. Distributor/dealer utama mendapatkan komisi lebih besar, misalnya 20% dan supplier yang mengambil barang dari dealer utama tersebut mendapat komisi 5 atau 10%.
Langkah keempat, memanfaatkan kekuatan email. Email adalah aktivitas pertama yang paling banyak digunakan di Internet, kedua adalah situs pencari. Karena itu manfaatkan kekuatan pemasaran yang dapat dilakukan oleh email. Dalam hal ini pemasaran melalui email atas dasar persetujuan (permission), bukan spamming. Ingat, kebanyakan penjualan terjadi setelah beberapa kali di follow-up, bukan dari hasil instan karena kunjungan pertama mereka ke situs web Anda.
Langkah kelima adalah menulis artikel. Kebanyakan penjualan adalah hasil dari proses edukasi atau sosialisasi, jadi jangan berpikir bisa menjual kalau malas menulis untuk mengedukasi bisnis/produk. Langkah keenam melakukan e-Marketing. 75% dari waktu tim pemasaran harus berpusat pada pemasaran, kombinasikan antara strategi offline dan online. Menurut Bob dalam tulisan tersebut, kebanyakan dari kesalahan e-bisnis adalah pebisnis terlalu banyak mencurahkan waktu di proses bisnis serta teknologinya. Hal ini memang tidak salah dan ini memang harus dilakukan oleh orang TI, namun tim pemasaran di perusahaan juga harus mengetahui teknik-teknik pemasaran online (eMarketing) bukan saja secara offline.
Langkah terakhir, melakukan komunikasi secara instan. Kebanyakan dari kegagalan dalam e-bisnis adalah masalah soal kepercayaan dan komunikasi. Kepercayaan dapat ditingkatkan apabila komunikasi antara produsen dan konsumen berlangsung instan, cepat dan tidak tertunda. Misalnya dalam kecepatan menjawab email.
Membangun Strategi e-bisnis
Langkah pertama yang dijabarkan adalah fokus. Alasannya, dalam kasus e-bisnis, puluhan atau ratusan produk tidak memiliki manajer produk yang mengawasinya. Dan hanya diserahkan ke orang TI-nya saja. Oleh karena itu produk-produk yang dijual di internet juga harus menjadi bagian yang fokus dari masing-masing manajer produk.
Langkah kedua, membuat banner berupa teks. Menurutnya, berdasarkan hasil riset, telah terbukti bahwa tingkat respons dari suatu “klik” lebih banyak berasal dari “banner berupa teks” bukan berasal dari “banner berupa gambar”. Kebanyakan orang, masih belum tahu dalam hal ini.
Langkah ketiga, menciptakan 2-level afiliasi. Dalam dunia online, e-bisnis yang berhasil harus menciptakan program distribusi pemasaran program afiliasi.Dengan teknologi internet, pebisnis akan mampu membangun 2 tingkat afiliasi, maksudnya distributor penjualan utama dan agen penjualan kedua. Distributor/dealer utama mendapatkan komisi lebih besar, misalnya 20% dan supplier yang mengambil barang dari dealer utama tersebut mendapat komisi 5 atau 10%.
Langkah keempat, memanfaatkan kekuatan email. Email adalah aktivitas pertama yang paling banyak digunakan di Internet, kedua adalah situs pencari. Karena itu manfaatkan kekuatan pemasaran yang dapat dilakukan oleh email. Dalam hal ini pemasaran melalui email atas dasar persetujuan (permission), bukan spamming. Ingat, kebanyakan penjualan terjadi setelah beberapa kali di follow-up, bukan dari hasil instan karena kunjungan pertama mereka ke situs web Anda.
Langkah kelima adalah menulis artikel. Kebanyakan penjualan adalah hasil dari proses edukasi atau sosialisasi, jadi jangan berpikir bisa menjual kalau malas menulis untuk mengedukasi bisnis/produk. Langkah keenam melakukan e-Marketing. 75% dari waktu tim pemasaran harus berpusat pada pemasaran, kombinasikan antara strategi offline dan online. Menurut Bob dalam tulisan tersebut, kebanyakan dari kesalahan e-bisnis adalah pebisnis terlalu banyak mencurahkan waktu di proses bisnis serta teknologinya. Hal ini memang tidak salah dan ini memang harus dilakukan oleh orang TI, namun tim pemasaran di perusahaan juga harus mengetahui teknik-teknik pemasaran online (eMarketing) bukan saja secara offline.
Langkah terakhir, melakukan komunikasi secara instan. Kebanyakan dari kegagalan dalam e-bisnis adalah masalah soal kepercayaan dan komunikasi. Kepercayaan dapat ditingkatkan apabila komunikasi antara produsen dan konsumen berlangsung instan, cepat dan tidak tertunda. Misalnya dalam kecepatan menjawab email.
Membangun Strategi e-bisnis
E-business tidak dapat bekerja tanpa
strategi. Strategi e-bisnis dibutuhkan untuk mendukung arah strategis
perusahaan secara keseluruhan. Canada adalah satu dari koneksi internet paling
banyak di dunia. Tetapi sektor bisnis kecilnya tertinggal secara signifikan di
belakang Amerika Serikat dalam hal adopsi e-bisnis. Mengapa? Karena terlalu
kecil dari bisnis yang ada memiliki strategi e-bisnis yang sesungguhnya
(menurut penelitian Forrester Research, hanya 14%-nya yang memiliki strategi
bisnis, jauh tertinggal di belakang Amerika Serikat.
Agar dapat sukses dalam e-bisnis, pebisnis perlu mengembangkan strategi e-bisnis. Berikut ini beberapa pertanyaan akan membantu untuk mempertimbangkan kapan mengembangkan strategi e-bisnis. Jawaban pertanyaan akan membantu pebisnis untuk fokus pada inisiatif dengan berdampak potensial terbesar pada bottom line perusahaan.
1. Proses bisnis yang mana saat ini menawarkan peluang terbesar untuk mengurangi biaya, mengefisiensikan perolehan dan meningkatkan keuntungan?
Agar dapat sukses dalam e-bisnis, pebisnis perlu mengembangkan strategi e-bisnis. Berikut ini beberapa pertanyaan akan membantu untuk mempertimbangkan kapan mengembangkan strategi e-bisnis. Jawaban pertanyaan akan membantu pebisnis untuk fokus pada inisiatif dengan berdampak potensial terbesar pada bottom line perusahaan.
1. Proses bisnis yang mana saat ini menawarkan peluang terbesar untuk mengurangi biaya, mengefisiensikan perolehan dan meningkatkan keuntungan?
2. Dimana
bisnis mendapatkan keuntungan sebuah keuntungan kompetitif melebihi pesaing?
3. Wilayah mana yang menyebabkan paling bermasalah pada organisasi dengan respek kepada pelayanan dan penghargaan kepada pelanggan?
3. Wilayah mana yang menyebabkan paling bermasalah pada organisasi dengan respek kepada pelayanan dan penghargaan kepada pelanggan?
4. Apakah
senior manajemen atau orang penting sepakat untuk mengimplementasikan solusi
ini? Apakah mereka memiliki kemauan untuk memenangkan inisiatif dalam
organisasi?
5. Bagaimana e-bisnis akan memberi solusi mengubah struktur dasar organisasi? Apa perubahan pada susunan pegawai, keahlian dan komunikasi/informasi mengalir mendapatkan hasil secara potensial dari latihan-latihan ini?
5. Bagaimana e-bisnis akan memberi solusi mengubah struktur dasar organisasi? Apa perubahan pada susunan pegawai, keahlian dan komunikasi/informasi mengalir mendapatkan hasil secara potensial dari latihan-latihan ini?
6. Pelatihan
aoa yang dibutuhkan untuk menyakinkan bahwa karyawan-karyawan mampu untuk
memaksimalkan keuntungan potensial dari solusi ini? Bagaimana bisa melibatkan
mereka dari memulai untuk memaksimalkan input pekerja, pendidikan dan komitmen?
7. Return on investment (ROI potensialnya? Bagaimana melakukan perbandingan ini dengan opsi investasi lainnya?
7. Return on investment (ROI potensialnya? Bagaimana melakukan perbandingan ini dengan opsi investasi lainnya?
4. Revolusi e-bisnis
Kebanyakan orang Indonesia menggunakan Internet hanya
sebagai ‘user’ (pengguna). Dan ‘user’ itu identik dengan ‘customer’. User
biasanya menggunakan Internet hanya sebatas untuk mengirimkan email; browsing
untuk mencari informasi; chatting untuk ngobrol sana-sini dengan teman;
berdiskusi melalui forum, milis, dll. Juga men-download musik, video, software,
games, eBook untuk kepentingan pribadi atau sekedar hiburan. Namun menurut AsianBrain
IMC, terdapat 2 fakta menarik yang harus diketahui, yaitu:
1. Bisnis online (eCommerce) saat ini masih dikuasai oleh negara-negara maju. Sementara negara-negara berkembang seperti Indonesia dijadikan salah satu target market atau pangsa pasar mereka
2. Sebuah bangsa akan lebih maju, jika masyarakatnya sadar bahwa internet sebenarnya bisa dijadikan sebagai ‘alat’ untuk mengembangkan bisnis mereka ke seluruh dunia
1. Bisnis online (eCommerce) saat ini masih dikuasai oleh negara-negara maju. Sementara negara-negara berkembang seperti Indonesia dijadikan salah satu target market atau pangsa pasar mereka
2. Sebuah bangsa akan lebih maju, jika masyarakatnya sadar bahwa internet sebenarnya bisa dijadikan sebagai ‘alat’ untuk mengembangkan bisnis mereka ke seluruh dunia
Seorang pemasar online akan menggunakan teknologi
internet untuk mengembangkan bisnisnya ke penjuru dunia. Kita bisa lihat
bagaimana mereka menggunakan email untuk promosi melalui newsletter-nya,
browsing untuk melakukan riset pasar, meng-upload info produk mereka untuk
dijual, dan menyediakan forum untuk pelanggannya. Secara sederhana, bisa
digambarkan dalam skema di bawah ini:
Bisnis online sendiri sebenarnya sudah marak di Indonesia
sejak tahun-tahun sebelumnya. Banyak orang Indonesia mengenalnya dengan istilah
eCommerce, internet marketing, atau online marketing. Bagi Anda yang tidak memiliki
produk, Anda bisa menjalankan bisnis online dengan mengikuti program affiliate
(contoh: E-Gold, Paypal, Linkshare, Amazon dll), yaitu membantu memasarkan
produk orang lain untuk mendapatkan komisi.
Bagi pemilik industri kecil, Anda bisa membangun program affiliate dan mengundang pemasar online di seluruh dunia untuk turut serta mempromosikan produk Anda ke seluruh dunia! Bayangkan, jika banyak orang Indonesia memahami secara benar dan baik bagaimana cara mempromosikan produk dalam atau luar negeri melalui internet (misalnya: kerjasama dengan Yahoo Search Marketing atau Google Adsense), maka gambarannya adalah seperti ini:
Bagi pemilik industri kecil, Anda bisa membangun program affiliate dan mengundang pemasar online di seluruh dunia untuk turut serta mempromosikan produk Anda ke seluruh dunia! Bayangkan, jika banyak orang Indonesia memahami secara benar dan baik bagaimana cara mempromosikan produk dalam atau luar negeri melalui internet (misalnya: kerjasama dengan Yahoo Search Marketing atau Google Adsense), maka gambarannya adalah seperti ini:
Jika ada ribuan, atau bahkan jutaan orang Indonesia yang
mampu berpenghasilan ribuan US dollar per bulan dari bisnis online-nya! Bukankah
itu suatu business engineering revolusioner? Bukankah itu sebuah REVOLUSI? Jika
kita semua mulai belajar, saling bahu-membahu dan bergandengan tangan, revolusi
itu sangat mungkin terjadi.
CRM Sebagai Sebuah Strategi Bisnis
Berbagai survei menunjukkan bahwa kunci keberhasilan
perusahaan bukan semata terletak pada produk ataupun jasa yang ditawarkan
tetapi seberapa jauh upaya perusahaan memuaskan kebutuhan para pelanggannya.
Yang dimaksudkan dengan kebutuhan pelanggan adalah perusahaan menyediakan produk/jasa
yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka, kemudian menjaga hubungan
erat dengan para pelanggan untuk memastikan agar mereka menjadi pelanggan
setia.
Kesetiaan pelanggan akan menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan kesetiaan pelanggan memiliki nilai strategik bagi perusahaan. Kenyataan menunjukkan bahwa suksesnya IBM, Coca Cola, Singapore Airlines, Xerox dan sejumlah merek lain tidak terlepas dari kuatnya ikatan dengan para pelanggannya, yaitu kesetiaan. Dalam menghadapi terpaan gelombang perubahan yang begitu cepat dari yang berorientasi produk (product focused) kepada orientasi pelanggan (customer focused), banyak perusahaan kini sudah menyadari bahwa melayani pelanggan yang sudah ada dengan telaten merupakan sumber utama keuntungan dan pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan (sustainable). Khususnya dalam era ekonomi baru ini, perusahaan lebih ditantang untuk bukan hanya sekedar memuaskan pelanggannya, namun juga delight.
Perusahaan yang gagal memuaskan pelanggannya akan menghadapi masalah yang lebih kompleks lagi dikarenakan dampak bad word-of-mouth. Rata-rata seorang pelanggan yang puas akan memberitahu tiga orang tentang pengalaman produk yang baik, sedangkan rata-rata seorang pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan pengalaman buruknya kepada 11 orang lain (Kotler, 1998: 95). Kepuasan pelanggan merupakan salah satu konsep baru dalam dunia pemasaran, karena dalam perkembangannya teori ini mencoba untuk memaparkan bagaimana tingkat kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan setelah menikmati barang/jasa yang telah dibelinya. Oleh karena, kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Pelanggan dapat mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan secara umum. Kalau kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Kalau kinerja sesuai harapan, pelanggan puas. Kalau kinerja melebihi harapan, pelanggan sangat puas, senang atau gembira. Sehingga kepuasan pelanggan dapat dikatakan tercapai apabila antara persepsi dan harapan tidak lagi terdapat celah (gap).
Pada prinsipnya, ada tiga kunci dalam memberikan pelayanan yang unggul yakni :
Pertama, kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Kedua, pengembangan database yang lebih akurat (mencakup data keinginan setiap segmen pelanggan dan perubahan kondisi persaingan).
Ketiga, pemanfaatan informasi-informasi yang diperoleh dari riset pasar dalam suatu
kerangka strategik. Satu cara yang terbukti efektif dan sukses untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan ini adalah melalui CRM (Customer Relationship Management). CRM bukanlah hal baru di dunia bisnis. Strategi mengenal dan menjalin hubungan dengan pelanggan sudah lama diterapkan oleh para pebisnis “kelas kampung,” misalnya pedagang rokok maupun penjual bakmi tenda di pojok jalanan komplek perumahan kita. Mereka tahu banyak mengenai pelanggannya, misalnya apa merk kesukaan kita, makanan apa yang biasa kita beli, bahkan sampai apa kita termasuk tipe pelanggan yang suka ngutang apa tidak.
CRM sebenarnya sama dengan customer service, hanya sekarang dikemas dengan automisasi, personalisasi, dan insight terhadap tingkah laku pelanggan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan pelanggan dan membuat pelanggan melakukan pembelian ulang serta tetap loyal selamanya. CRM sendiri dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas terintegrasi untuk mengidentifikasi, mengakuisisi, mempertahankan dan mengembangkan pelanggan yang menguntungkan. Tujuan utamanya adalah mengoptimalkan keuntungan perusahaan melalui kepuasan pelanggan.
Untuk memahami CRM maka kita harus mengenali tiga pilarnya, yaitu :
Pertama, proses menciptakan nilai tambah (value creation). Sasarannya bukanlah memaksimalkan penjualan dari suatu transaksi, tetapi lebih kepada membangun hubungan yang berkelanjutan untuk menciptakan nilai tambah bagi pelanggan, karena menurut ancangan ini keunggulan kompetisi tidak semata-mata didasarkan atas kualitas produk ataupun harga.
Kedua, melihat produk sebagai proses. Dalam konteks ini, perbedaan antara produk (barang dan jasa) tidaklah terlalu penting. Yang penting adalah bagaimana hubungan dengan pelanggan. Atau dengan kata lain fokusnya bukan pada diferensiasi produk, tapi diferensiasi dalam hubungan dengan pelanggan yang berorientasi kemitraan.
Ketiga, tanggung jawab perusahaan untuk membangun hubungan kemitraan yang lebih kuat dengan mengambil alih tanggung jawab dalam proses peningkatan nilai tambah kepada pelanggannya yang berorientasi jangka panjang, misalnya dengan mengetahui kebutuhan para pelanggan kelak.
Kesetiaan pelanggan akan menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan kesetiaan pelanggan memiliki nilai strategik bagi perusahaan. Kenyataan menunjukkan bahwa suksesnya IBM, Coca Cola, Singapore Airlines, Xerox dan sejumlah merek lain tidak terlepas dari kuatnya ikatan dengan para pelanggannya, yaitu kesetiaan. Dalam menghadapi terpaan gelombang perubahan yang begitu cepat dari yang berorientasi produk (product focused) kepada orientasi pelanggan (customer focused), banyak perusahaan kini sudah menyadari bahwa melayani pelanggan yang sudah ada dengan telaten merupakan sumber utama keuntungan dan pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan (sustainable). Khususnya dalam era ekonomi baru ini, perusahaan lebih ditantang untuk bukan hanya sekedar memuaskan pelanggannya, namun juga delight.
Perusahaan yang gagal memuaskan pelanggannya akan menghadapi masalah yang lebih kompleks lagi dikarenakan dampak bad word-of-mouth. Rata-rata seorang pelanggan yang puas akan memberitahu tiga orang tentang pengalaman produk yang baik, sedangkan rata-rata seorang pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan pengalaman buruknya kepada 11 orang lain (Kotler, 1998: 95). Kepuasan pelanggan merupakan salah satu konsep baru dalam dunia pemasaran, karena dalam perkembangannya teori ini mencoba untuk memaparkan bagaimana tingkat kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan setelah menikmati barang/jasa yang telah dibelinya. Oleh karena, kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Pelanggan dapat mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan secara umum. Kalau kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Kalau kinerja sesuai harapan, pelanggan puas. Kalau kinerja melebihi harapan, pelanggan sangat puas, senang atau gembira. Sehingga kepuasan pelanggan dapat dikatakan tercapai apabila antara persepsi dan harapan tidak lagi terdapat celah (gap).
Pada prinsipnya, ada tiga kunci dalam memberikan pelayanan yang unggul yakni :
Pertama, kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Kedua, pengembangan database yang lebih akurat (mencakup data keinginan setiap segmen pelanggan dan perubahan kondisi persaingan).
Ketiga, pemanfaatan informasi-informasi yang diperoleh dari riset pasar dalam suatu
kerangka strategik. Satu cara yang terbukti efektif dan sukses untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan ini adalah melalui CRM (Customer Relationship Management). CRM bukanlah hal baru di dunia bisnis. Strategi mengenal dan menjalin hubungan dengan pelanggan sudah lama diterapkan oleh para pebisnis “kelas kampung,” misalnya pedagang rokok maupun penjual bakmi tenda di pojok jalanan komplek perumahan kita. Mereka tahu banyak mengenai pelanggannya, misalnya apa merk kesukaan kita, makanan apa yang biasa kita beli, bahkan sampai apa kita termasuk tipe pelanggan yang suka ngutang apa tidak.
CRM sebenarnya sama dengan customer service, hanya sekarang dikemas dengan automisasi, personalisasi, dan insight terhadap tingkah laku pelanggan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan pelanggan dan membuat pelanggan melakukan pembelian ulang serta tetap loyal selamanya. CRM sendiri dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas terintegrasi untuk mengidentifikasi, mengakuisisi, mempertahankan dan mengembangkan pelanggan yang menguntungkan. Tujuan utamanya adalah mengoptimalkan keuntungan perusahaan melalui kepuasan pelanggan.
Untuk memahami CRM maka kita harus mengenali tiga pilarnya, yaitu :
Pertama, proses menciptakan nilai tambah (value creation). Sasarannya bukanlah memaksimalkan penjualan dari suatu transaksi, tetapi lebih kepada membangun hubungan yang berkelanjutan untuk menciptakan nilai tambah bagi pelanggan, karena menurut ancangan ini keunggulan kompetisi tidak semata-mata didasarkan atas kualitas produk ataupun harga.
Kedua, melihat produk sebagai proses. Dalam konteks ini, perbedaan antara produk (barang dan jasa) tidaklah terlalu penting. Yang penting adalah bagaimana hubungan dengan pelanggan. Atau dengan kata lain fokusnya bukan pada diferensiasi produk, tapi diferensiasi dalam hubungan dengan pelanggan yang berorientasi kemitraan.
Ketiga, tanggung jawab perusahaan untuk membangun hubungan kemitraan yang lebih kuat dengan mengambil alih tanggung jawab dalam proses peningkatan nilai tambah kepada pelanggannya yang berorientasi jangka panjang, misalnya dengan mengetahui kebutuhan para pelanggan kelak.
Berdasarkan ketiga pilar diatas, maka secara
keseluruhan kerangka CRM dapat diklasifikasikan kedalam tiga komponen utama,
yaitu : operational CRM, analytical CRM dan collaborative.
Operational CRM adalah pengelolaan secara otomatis dari proses bisnis secara terintegrasi dan horizontal termasuk customer touch-points dan integrasi front-back office. Analytical CRM adalah analisis data yang diperoleh dari operational CRM dengan memanfaatkan tools dan softwares untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku pelanggan atau kelompok pelanggan. Collaborative CRM adalah seperangkat aplikasi dari pelayanan kolaborasi termasuk e-mail, ecommunities, publikasi personal, dan alat lainnya yang sejenis yang dirancang untuk
memfasilitasi interaksi antara para pelanggan dengan perusahaan, untuk memperbaiki
proses dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Operational CRM adalah pengelolaan secara otomatis dari proses bisnis secara terintegrasi dan horizontal termasuk customer touch-points dan integrasi front-back office. Analytical CRM adalah analisis data yang diperoleh dari operational CRM dengan memanfaatkan tools dan softwares untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku pelanggan atau kelompok pelanggan. Collaborative CRM adalah seperangkat aplikasi dari pelayanan kolaborasi termasuk e-mail, ecommunities, publikasi personal, dan alat lainnya yang sejenis yang dirancang untuk
memfasilitasi interaksi antara para pelanggan dengan perusahaan, untuk memperbaiki
proses dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Indikator dari kinerja CRM adalah dicapainya
efisiensi, mutu pelayanan, kepuasan pelanggan serta tersedianya data atau
pengetahuan mengenai perilaku pelanggan. Keberhasilan CRM ditentukan oleh tiga
faktor utama, yaitu : manusia, proses, dan teknologi. Manusia adalah faktor
nomor satu, karena CRM sebenarnya adalah bagaimana mengelola hubungan / relasi
antar manusia, sehingga diperlukan personal touch” atau sentuhan-sentuhan
pribadi dan manusiawi. Diperlukan “attitude”dan semangat dari dalam pelaku
bisnis untuk lebih proaktif menggali dan mengenal pelanggannya secara lebih
mendalam. Disamping itu dibutuhkan pula proses, yaitu sistem dan prosedur yang
membantu manusia untuk lebih mengenali dan menjalin hubungan dekat dengan
pelanggan. Struktur organisasi, kebijakan operasional, serta system
rewardpunishment harus dapat mencerminkan apa yang dicapai dengan CRM.
Terakhir, setelah manusia dan prosesnya dipersiapkan, baru diperkenalkan
teknologinya untuk lebih mempercepat dan mengoptimalkan faktor manusia dan
proses dalam aktivitas CRM sehari-hari. teknologi yang akan digunakan harus
dapat diintegrasikan dengan infrastruktur yang sudah ada di perusahaan, harus
sesuai dengan prasarana yang didasarkan kebutuhan, dan juga harus melihat visi
arsitekturteknologi penunjang.
Banyak orang beranggapan CRM itu sebuah
hasil dari konsep ataupun aplikasi teknologi informasi. Suatu survei menunjukan
bahwa lebih dari 70% perusahaan yang menerapkan CRM mengalami kegagalan. Hal
ini terjadi karena berangkat dari kesalahpahaman dalam melihat inisiatif CRM
sebagai suatu teknologi, bukan suatu cara pandang baru dalam menjalankan bisnis.
CRM bukanlah alat atau solusi cepat untuk menghadapi tantangan bisnis, melainkan suatu strategi yang tiada hentinya (on going) dan melibatkan seluruh aktivitas di dalam usaha untuk melayani pelanggan semakin lebih
CRM bukanlah alat atau solusi cepat untuk menghadapi tantangan bisnis, melainkan suatu strategi yang tiada hentinya (on going) dan melibatkan seluruh aktivitas di dalam usaha untuk melayani pelanggan semakin lebih
4. Keunggulan
Bisnis Internet
1. Pasar Global
Internet tidak mengenal batas, baik budaya
maupun wilayah. Semakin banyak orang menggunakan internet untuk mendapatkan
informasi atau belanja online. Ini benar-benar sebuah cara mudah untuk
menjangkau pasar global.
2. Mobilitas
Selama anda memiliki koneksi internet, anda
dapat mengoperasikan bisnis anda dari manapun. Anda bisa mengelolanya dari
ruang tidur anda, dari ruang tamu,.. terserah anda. Anda bahkan masih bisa
mengoperasikan bisnis anda ketika anda sedang berwisata.
3. Fleksibel
Tidak ada yang peduli jika anda bergadang tengah malam
untuk bekerja dan tidur esok harinya. Juga tak ada yang peduli jika anda ingin
libur bekerja selama 1 minggu untuk berlibur. Anda bisa lakukan itu. Anda bisa
mengatur jadwal kerja anda sendiri secara bebas.
4. Modal Kecil
Bukan tanpa modal, tetapi dengan menggunakan
media internet maka modal yang digunakan jika dibandingkan dengan bisnis
offline jauh lebih kecil.
5. Daya Ungkit Teknologi
Dalam MLM atau network marketing,
menggunakan konsel daya ungkit orang lain. Tapi dalam dunia internet anda bisa
menggunakan daya ungkit teknologi. Beberapa software akan membantu anda untuk
untuk mengotomatiskan tugas anda. Ini akan menghemat waktu anda.
6. Minim Biaya Rutin
Tidak banyak biaya rutin yang harus anda
keluarkan untuk biaya bisnis online. Biasanya hanya sekedar untuk biaya sewa
hosting dan biaya domain yang biaya pertahun biasanya tidak sampai 500 ribu
rupiah. Tidak seperti bisnis ofline yang memerlukan biaya sewa bangunan, gaji
pegawai dan sebagainya yang relatif besar.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar