Boejjanger Post

BoejjangeRs blog

Sabtu, 12 Maret 2016

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN & CONTOH KASUS

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Menurut Soemarso S.R (1996), analisis laporan keuangan adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka yang lain yang mempunyai makna/menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. Angka-angka dalam laporan keuangan akan sedikit artinya kalau dilihat secara sendiri-sendiri. Dengan analisis pemakaian laporan keuangan akan lebih mudah menginterprestasikannya.

2. Tujuan dan Manfaat Analisis
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah :
1.     Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertent, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode
2.    Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan
3.    Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki
4.    Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja uang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisis keuangan perusahaan saat ini
5.    Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal
6.    Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai
Dari sudut lain tujuan analisis Laporan Keuangan menurut Bernstein (1983) adalah sebagai berikut:

1.     Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger
2.    Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
3.    Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau
masalah lain.
4.    Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-lain
5.    Understanding
Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi mentah yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.

3.   Metode dan Teknik Analisis
Ada beberapa jenis metode  yang dapat dilakukan, yakni: analisa internal, analisa eksternal, analisa horizontal, dan analisa vertical.
1.     Analisa Internal
Yaitu analisa yang dilakukan oleh mereka yang bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisa demikian terutama dilakukan oleh manajemen dalam mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan. Bagi seorang penganalisa intern, selain laporan-laporan keuangan yang diumumkan pada publik, juga tersedia laporan-laporan intern yang biasa tidak diumumkan dan hanya dipakai untuk maksud-maksud intern.
2.    Analisa Eksternal
Yaitu analisa yang dilakukan oleh mereka yang tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisa demikian dilakukan oleh bank-bank, para kreditur, pemegang saham, calon pemegang saham dan lain-lain seperti dalam hal mengukur tingkat likuiditas dan profitabilitas. Bagi seorang penganalisa ekstern hanya tersedia laporan-laporan keuangan yang lazimnya diumumkan pada publik yaitu neraca dan laporan laba-rugi. Karena terbatasnya data yang bisa didapatkan oleh penganalisa ekstern maka analisa tersebut tentu tidak bisa sedemikian mendalam seperti yang dilakukan oleh seorang penganalisa intern.
3.    Analisa Horisontal
Yaitu analisa perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan aatu kelemahan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Analisis ini terdiri dari Comparative statements dan Index Number Series
4. Analisa Vertikal
Yaitu analisa laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja          
Disamping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa jenis-jenis teknis analis laporan keuangan. Adapun jenis-jenis teknis analisis laporan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1.     Analisis perbandingan antara laporan keuangan
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode. Dari analisis ini akan diketahui perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikanatau penurunan dari masing-masing komponen analisis. Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat antara lain :
a.    Angka-angka dalam rupiah
b.    Angka-angka dalam presentase
c.    Kenaikan atau penurunan jumlah rupiah
d.    Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam presentase
2.    Analisis trend
Merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam presentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan yang naik, turun, atau tetapserta beberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dalam presentase
3.    Analisis presentase per komponen
Merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu komponen laporan keuangan baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi
4.    Analisis sumber dan penggunaan dana
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode tertentu. Analisis ini juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatub periode
5.    Analisis sumber dan penggunaan kas
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Selain itu juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam periode tertentu
6.    Analisis rasio
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos amntara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi
7.    Analisis kredit
Merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank
8.    Analisis laba kotor
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode. Kemudian juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebutantara periode.
9.    Analisis titik pulang pokok atau titik impas
Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk dilakuksn dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menemtukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan

4.     Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
Keterbatasan analisis laporan keuangan harus memerhatikan keterbatasan laporan seperti berikut ini.
1.     Laporan keuangan dapat bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai laporan mengenai keadaan saat ini, karenannya akuntansi tidak hanya satusatunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2.    Laporan keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini.
3.    Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan semua pihak. Sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pihak pemakai yang sebenarnya mempunyai perbedaan kepentingan.
4.    Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternative dari berbagai pilihan yang ada yang sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun asset.
         5. contoh kasus analisis laporan keuangan


1.    LIKUIDITAS PERUSAHAAN

Likuiditas adalah  masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.  Masalah likuiditas dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan cara perhitungan menggunakan rasio (quick ratio, current ratio, dan cash ratio) dan dengan menghitung periode penagihan rata- rata (average collection period). Untuk laporan keuangan diatas digunakan pendekatan yang pertama yaitu dengan  perhitung rasio (Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio)

a.      Current Ratio

Current Ratio = (Aktiva Lancar/Kewajiban Lancar) x 100%

Tahun 2008

Current Ratio = (17.955.845/9.437.259) x 100% = 1,9%

Tahun 2007

Current Ratio = (Rp. 15.027.032/) x 100% = 1,95%

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan. Pada laporan keuangan diatas terjadi penurunan current ratio dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 0,05%.

b.      Quick Ratio/Acid Test Ratio

Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan)/Kewajiban Lancar)) x 100%

Tahun 2008

Quick Ratio = ((Rp.17.955.845-Rp.14.016.039)/ Rp.9.437.259)) x 100% = 0,41%

Tahun 2007

Quick Ratio = ((Rp.15.027.032-Rp. 11.877.086)/ Rp.7.697.918)) x 100% = 0,40%

Semakin besar quick ratio maka semakin baik pula perusahaan pula kondisi perusahaan. Namun apabila quick ratio memiliki perbandingan 1:1 atau 100%  perusahaan tersebut dianggap kurang baik. Dalam laporan keuangan ini dapat diketahui adanya sedikit peningkatan quck ratio dari 0,40% menjadi 0,41%. Yang berarti perusahaan masih dalam keadaan stabil.

c.       Cash Ratio

Cash Ratio = (Kas/Kewajiban Lancar) x 100%

Tahun 2008

Cash Ratio = (Rp. 411.689/ Rp.9.437.259) x 100% = 0,043%

Tahun 2007

Cash Ratio = (Rp. 289.152/ Rp. 7.697.918) x 100% = 0,037%

Rasio ini menunjukan kemampuan kas untuk menutupi hutang lancar. PT. GUDANG GARAM Tbk. mengalami peningkatan dalam menutupi hutang lancar. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya presentasi cash ratio, yaitu dari 0,037% menjadi 0,043%.

2.      PERPUTARAN PIUTANG

Rasio perputaran piutang memberikan analisa mengenai beberapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang kebentuk uang tunai, kemudian kembali kebentuk piutang lagi.

Makin tinggi rasio ( turnover ) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.

Cara perhitungan perputaran piutang dapat dilakukan dengan rumus :

Perputaran Piutang = (Penjualan Kredit/Utang Usaha) x 100%

Tahun 2008

Perputaran Piutang = (Rp.15.056.347/ Rp.200.266) x 100% = 75,1%

Tahun 2007

Perputaran Piutang = (Rp.13.419.733/ Rp.  128.837) x 100% = 104,1%

3.      SOLVABILITAS PERUSAHAAN

Solvabilitas Perusahaan berguna untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Suatu perusahaan dikatakan Solvabel jika perusahaan itu mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya , baik yang jangka panjang maupun jangka pendek. Jika perusahaan tidak mempunyai cukup aktiva untuk membayar segala hutangnya, maka perusahaan tersebut dikatakan insolvabel.

Dalam  hubungan antara  likuiditas  dan solvabilitas  ada empat   kemungkinan  yang dapat   dialami  oleh perusahaan yaitu :

a. Perusahaan yang likuid  tetapi insolvable

b. Perusahaan  yang likuid  dan solvable

c. Perusahaan yang solvabel  tetapi ilikuid

d. Perusahaan  yang insolvabel  dan ilikuid

Tingkat   solvabilitas  diukur  dengan beberapa   rasio,  yaitu :

a.      Total Debt to Equity Ratio

Total Debt Equty Ratio = (Total Utang/Ekuitas) x 100%

Tahun 2008

Perputaran Piutang = (Rp.10.359.076/ Rp.14.530.132) x 100% = 0,71%

Tahun 2007

Perputaran Piutang = (Rp.8.474.564/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,63%

b.      Total Debt to Asset Ratio

Total Debt to Asset Ratio = (Total Utang/Total Aktiva) x 100%

Tahun 2008

Total Debt to Asset Ratio = (Rp.10.359.076/ Rp.20.904.022) x 100% = 0,49%

Tahun 2007

Total Debt to Asset Ratio = (Rp.8.474.564/ Rp.21.878.013) x 100% = 0,38%

4.      RENTABILITAS PERUSAHAAN

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan anatara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Perhitungan rentabilitas berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Hal ini terjadi karena perbedaan antara aktiva dan laba yang mana yang akan dibandingkan dengan yang lain.

Adapun  cara penilaian  Rentabilitas  adalah :

a.       Gross Provit Margin (Margin Laba Kotor)

Rumus :

GPM = (Laba Kotor/Penjualan Bersih) x 100%

Tahun 2008

GPM = (Rp.2.427.250/ Rp.15.056.347) x 100% = 0,16%

Tahun 2007

GPM = (Rp.2.485.648/ Rp.13.419.733) x 100% = 0,18%

b.      Net Profit Margin (Margin Laba Besih)

Rumus :

NPM = (Laba Setelah Pajak/Total Aktiva) x 100%

Tahun 2008

NPM = (Rp.891.358/ Rp.24.904.022) x 100% = 0,035%

Tahun 2007

NPM = (Rp.710.565/ Rp.21.878.013) x 100% = 0,032%

c.       Earning Power of Total Investment

Rumus :

EPTI = (Laba Sebelum Pajak/Ekuitas) x 100%

Tahun 2008

EPTI = (Rp.1.313.392/ Rp.14.530.132) x 100% = 0,09%

Tahun 2007

EPTI = (Rp.1.084.495/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,08%

d.      Return On Equity (Pengembalian Atas Equitas)

Rumus :

ROE = (Laba Setelah Pajak/Ekuitas) x 100%

Tahun 2008

ROE = (Rp. 891.358/Rp. 14.530.132) x 100% = 0,61%

Tahun 2007

ROE = (Rp.710.565/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,3%

http://esarina.blogspot.com/2013/04/menghitung-rasio-likuiditas.html

http://accounting-08.blogspot.com/2012/03/rasio-rasio-keuangan.html

http://www.google.com/search?q=contoh+laporan+keuangan&hl=en&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=R3RxUe-HH8n_rQeV3oDgAw&sqi=2&ved=0CC0QsAQ&biw=1517&bih=71

http://prima-yulivani28211028.blogspot.com/2013/04/analisis-likuiditas-solvabilitas-dan.html

https://pratiwiekaluthfy.wordpress.com/2013/11/25/analisa-laporan-keuangan-pt-gudang-garam-tbk/


1 komentar: